Terjebak Dalam Goresan Qolbu ( Cerita Bersambung - Episode 6 )
Friday, 26 July 2019
Add Comment
Kamu ingatkan, semuah itu adalah nasehat Almarhum ayah kita dulu Lis, Manusia berhak untuk menilai kita secara prilaku dan ucpan, tapi kita sebatas mengetahui atas prilaku dan ucapan mereka tanpa harus untuk menilai kalo mereka lebih buruk dari kita, Semuah itu hanyalah sebuah perbedaan Lis, kita dinasehati oleh ayah itu jangan seperti orang lain. Ini hanya sandiwara dalam suatu perindividuan antara manusia yang saling memahami, bukan untuk saling menilai satu sama lain antara kita dan juga mereka, Kamu harus memahami sebuah perjalanan yang sesungguhnya Lis, bukan untuk memahami perihal drama yang harus kita jalani, antara jalan tujuan ataukah keinginan.
Sejatinya manusia terlahirkan itu yang keluar kepala terdahulu Lis, bukan kaki dahulu, Andai manusia terlahirkan dari rahim seorang wanita yang keluar kaki terdahulu, mungkin Ia tidak akan menggunakan pikirannya sebelum melangkah. Banyak diantara mereka yang terjebak dalam perjalanan kehidupan yang penuh akan sandiwara ini hanya demi keinginan semata, bukan terhadap tujuan hidup yang dicapai. Pergunakanlah insting fikiranmu dengan tajam akan setiap matamu memandang serta kakimu melangkah Lis, Mata menuntun langkah kakimu ketika sedang berjalan disaat kamu ingin mencapai tujuanmu.
Dalam benak diri Lisa kagetnya bukan main, Ia merasa heran dengan ucapan kakaknya yang menanggapi sangat serius dalam permasalah, kini Lisa sadar, kalo dirinya sangat tidak ingin mencampuri problem kakanya yang sedang dihadapi. Kak Alif benar-benar tidak sadar akan sifat tempramentalnya ketika sedang dalam situasi yang rumit. Ini jelas tidak ada hubungannya dengan Aku dan juga kak Alif. Tapi, kenapa kak Alif bisa-bisanya langsung memfonis perkataannya melalui pemikirannya yang tajam. Inikan hanyalah sebuah acara televisi yang sedang ditayangkan, kenapa kak Alif harus mencontohkan dengan segala aspek kehidupan yang jelas-jelas belum ia cermati betul secara detailnya.
Apasih sebenarnya yang dikehendaki oleh kak Alif ini ?? Aku benar-benar merasa jengkel akan sikapnya yang menasehati Aku, Seharusnya kak Alif sadar atas ucapannya yang barusan dia keluarkan dari mulutnya. Kak Alif, sadar tidak sih sebenarnya ? aku ini, merasa tidak melakukan kesalahan terhadap kak Alif selama ini, maksud dari semuah perkataan kak Alif memang benar dan sangat baik. tapi kak Alif tidak menempatkan nasehatnya pada posisinya, Aku ini dari siang hingga Isya mencermati keadaan kak Alif yang tidak seperti biasanya. Sekarang kak Alif menasehati aku yang tidak pernah melakukan kesalahan dihadapan kak Alif, selama ini aku menuruti atas setiap saran dan kritikan kak Alif.
Tapi, hari ini kak Alif sendiri tidak mencermati atas sikap pribadi kak Alif terhadap diri saya yang setatusnya Adik kandung kak Alif, Seharusnya kak Alif itu minimalnya faham terhadap diri sendiri kak Alif. Selama ini aku diam dan merasa iba atas problem kak Alif, Aku mencermati diri kak Alif yang seharian hanya melamun, entah apa yang sedang kakak bayangkan, saya merasakan kalo kak Alif hanya menatapi kekosongan tanpa ada perencanaan atas keinginan kak Alif. Saya pribadi sebagai seorang wanita bisa merasakan akan prihal yang sedang kak Alif alami, meskipun kak Alif menyembunyikan permasalahan sejauh mana kakak menyembunyikannya, Tabi'at seorang wanita pasti bisa merasakan dan juga memahaminya kak.
Aku terima barusan semuah perkataan kak Alif, setidaknya kak Alif mampu merasakan dari setiap perkataan yang barusan kak Alif ucapkan, Porsi mana yang pas disaat kita harus mengeluarkannya, dan pada tempat yang mana ketika harus kita letakkan dari setiap perkataan. Tidak semuah ucapan baik diterima dengan perasaan yang baik kak, dan tidak semuah nasehat memberikan porsi yang baik terhadap tempat yang kurang tepat. Aku tahu kak, kalo diri kakak sedang mengalami problem yang sampai saat ini kak Alif belum mampu untuk memecahkannya kak, tapi kak Alif tidak sadar akan perihal aku yang sedang mencermati kak Alif dari siang sampai sekarang, jika kakak tidak merasa keberatan atas problem yang sedang kakak hadapi untuk bersedia menceritakannya dengan aku, dan jika nanti aku menanggapi dengan perkataan yang menurut kak Alif kurang sesuai dengan kehendak kak Alif, silahkan kak Alif pertimbangkan terdahulu dari setiap perkataan Aku, mungkin nanti ibu yang sangat tepat dengan nasehat terbaiknya untuk problem kak Alif sendiri.
Sejatinya manusia terlahirkan itu yang keluar kepala terdahulu Lis, bukan kaki dahulu, Andai manusia terlahirkan dari rahim seorang wanita yang keluar kaki terdahulu, mungkin Ia tidak akan menggunakan pikirannya sebelum melangkah. Banyak diantara mereka yang terjebak dalam perjalanan kehidupan yang penuh akan sandiwara ini hanya demi keinginan semata, bukan terhadap tujuan hidup yang dicapai. Pergunakanlah insting fikiranmu dengan tajam akan setiap matamu memandang serta kakimu melangkah Lis, Mata menuntun langkah kakimu ketika sedang berjalan disaat kamu ingin mencapai tujuanmu.
Dalam benak diri Lisa kagetnya bukan main, Ia merasa heran dengan ucapan kakaknya yang menanggapi sangat serius dalam permasalah, kini Lisa sadar, kalo dirinya sangat tidak ingin mencampuri problem kakanya yang sedang dihadapi. Kak Alif benar-benar tidak sadar akan sifat tempramentalnya ketika sedang dalam situasi yang rumit. Ini jelas tidak ada hubungannya dengan Aku dan juga kak Alif. Tapi, kenapa kak Alif bisa-bisanya langsung memfonis perkataannya melalui pemikirannya yang tajam. Inikan hanyalah sebuah acara televisi yang sedang ditayangkan, kenapa kak Alif harus mencontohkan dengan segala aspek kehidupan yang jelas-jelas belum ia cermati betul secara detailnya.
Apasih sebenarnya yang dikehendaki oleh kak Alif ini ?? Aku benar-benar merasa jengkel akan sikapnya yang menasehati Aku, Seharusnya kak Alif sadar atas ucapannya yang barusan dia keluarkan dari mulutnya. Kak Alif, sadar tidak sih sebenarnya ? aku ini, merasa tidak melakukan kesalahan terhadap kak Alif selama ini, maksud dari semuah perkataan kak Alif memang benar dan sangat baik. tapi kak Alif tidak menempatkan nasehatnya pada posisinya, Aku ini dari siang hingga Isya mencermati keadaan kak Alif yang tidak seperti biasanya. Sekarang kak Alif menasehati aku yang tidak pernah melakukan kesalahan dihadapan kak Alif, selama ini aku menuruti atas setiap saran dan kritikan kak Alif.
Tapi, hari ini kak Alif sendiri tidak mencermati atas sikap pribadi kak Alif terhadap diri saya yang setatusnya Adik kandung kak Alif, Seharusnya kak Alif itu minimalnya faham terhadap diri sendiri kak Alif. Selama ini aku diam dan merasa iba atas problem kak Alif, Aku mencermati diri kak Alif yang seharian hanya melamun, entah apa yang sedang kakak bayangkan, saya merasakan kalo kak Alif hanya menatapi kekosongan tanpa ada perencanaan atas keinginan kak Alif. Saya pribadi sebagai seorang wanita bisa merasakan akan prihal yang sedang kak Alif alami, meskipun kak Alif menyembunyikan permasalahan sejauh mana kakak menyembunyikannya, Tabi'at seorang wanita pasti bisa merasakan dan juga memahaminya kak.
Aku terima barusan semuah perkataan kak Alif, setidaknya kak Alif mampu merasakan dari setiap perkataan yang barusan kak Alif ucapkan, Porsi mana yang pas disaat kita harus mengeluarkannya, dan pada tempat yang mana ketika harus kita letakkan dari setiap perkataan. Tidak semuah ucapan baik diterima dengan perasaan yang baik kak, dan tidak semuah nasehat memberikan porsi yang baik terhadap tempat yang kurang tepat. Aku tahu kak, kalo diri kakak sedang mengalami problem yang sampai saat ini kak Alif belum mampu untuk memecahkannya kak, tapi kak Alif tidak sadar akan perihal aku yang sedang mencermati kak Alif dari siang sampai sekarang, jika kakak tidak merasa keberatan atas problem yang sedang kakak hadapi untuk bersedia menceritakannya dengan aku, dan jika nanti aku menanggapi dengan perkataan yang menurut kak Alif kurang sesuai dengan kehendak kak Alif, silahkan kak Alif pertimbangkan terdahulu dari setiap perkataan Aku, mungkin nanti ibu yang sangat tepat dengan nasehat terbaiknya untuk problem kak Alif sendiri.
0 Response to "Terjebak Dalam Goresan Qolbu ( Cerita Bersambung - Episode 6 )"
Post a Comment