Sebongkah Harapan ( Cerita Bersambung - Episode 1 )

Sebongkah Harapan ( Cerita Bersambung - Episode 1 )

Keterpurukan Masa Lalu Pemuda Yang Mencari Cara Bangkit Dalam Mental Demi Kehidupan

Tanpa disadar lahirlah benih sebuah harapan sang pemuda yang selama ini terpendam dalam alam,ia adalah sosok yang sangat sederhana tanpa mencari suatu keinginan layak teman sebayanya,pemuda tersebut lahir dan tumbuh dalam keadaan sangat terbilang terbatas. Ia sangat umum dengan teman sebaya dan yang lainnya,penuh dengan bermain. Lalu sang Ibu tidak mengetahui apa saja yang di alami anaknya dalam keseharian? Sang ibu berjuang demi mencari segenggam kebutuhan demi sang anak, Sosok yang begituh menawan tersirat dari matanya yang telah menutupi murninya kecantikan oleh matahari yang memudarkannya.

Sang ibu selalu berjuang serta mencari cara demi sang anak agar layak seperti umumnya yang lain. Tanpa lelah ia terus berjalan sambil menawarkan barang bawaannya untuk di jual. segenggam harapan agar ia mampu membeli makanan yang akan untuk dimakan, siang kini berlalu tak kunjung datang pembeli. dalam benak sang ibu menangis serta menjerit mengadah kelangit...!!! Duh Gusti Sang Pemberi Keberkahan Dalam Setiap Langkah Rizqi, Aku Percaya Dan Yakin Atas Kekuasaan Mu, Kau Yang Telah Merencanakan Serta Mendatangkan, Aku Hanyalah Seorang Hamba Yang Hina,Dimanakah KesalahanKu,Hingga Rizqi Ku Tak Kunjung Menghampiri Hingga Mendekati Sore...!!! Anak Ku Sulung Akan Memakan Apa Gusti.

Hamba Mu Ingin Berhutang Di Warung,Karena Aku Malu Dengan Hutang Ku Yang Sudah 3 Hari Belum Aku Bayar Karena Barang Jualan Ku Tak Kunjung Laku.

Tak terasa ia telah meneteskan butiran air mata,ia merasa sangat bingunng dalam derai langkah sambil ia menawarkan barang dagangan nya yang ia harapkan agar laku. Langkah demi langkah Ia terus berjalan melewati setiap dusun desa. Sang ibu sangat dikenal oleh orang karena sifat merendahnya dengan yang lain,karena sifat kepribadiannya yang sangat lembut serta murah senyum. Tak terasa sore telah menandakan ia harus pulang dengan tangan hampa yang selama ini harapkan dalam satu hari.

Sang Sulung telah menunggunya di teras depan rumah dengan pakaian yang kumuh, Sang sulung langsung mencium tangan ibunya setiap pergi dan datang berjualan. 

Sang Ibu ; Nak kenapa kamu belum mandi ...!!! Ini mau hampir maghrib lhoo.
Kenapa Kamu Tidak ingat atas kewajiban mu setiap habis maghrib mengaji di mushola dengan teman - teman mu yang lain.
Sang Sulung ; Ibu kenapa datang nya hampir mau maghrib,tidak biasa nya ibu pulang sesore ini.
Ibu kemana dulu..!!!

Sang Ibu kemudian terdiam,laksana panah menancap dalam hatinya. Si sulung tidak mengetahuinya kalo ia berjualan tak kunjung laku hingga sore tiba, Tak terasa ia telah mengeluarkan air mata kembali untuk yang ke dua kalinya.

Sang Sulung ; Ibu kenapa diam...?!
Sang Ibu ; Oooh tidak nak, ibu tadi ada urusan dengan tetangga desa sebelah kita, pas ibu ingin pulang.

Sang Sulung ; Ibu membawa makanan kesukaan aku tidak.
Sang Ibu ; ssssssssssssrrreeeeeetttt dalam batinnya yang terhentak atas petanyaanya kembali.
Lalu sang ibu benar-benar menangis dalam benak nya, karena dagangannya tak kunjung ada yang membeli.
Sang Sulung ; Buuu ... Ibuu ... Buuuuu, ' kan Ibu malah melamun.hmmm
Sang Ibu ; Terkejut dari lamunannya... 'maafkan ibu nak, ibu buru-buru pulang dikarenakan waktu sudah mau gelap.' nanti besok ibu tidak akan lupa terhadap kesukaan mu, yang penting sekarang kamu mandi, lalu bergegaslah mandi dan menuju mushola.
Sang Sulung ; Ya sudah Bu ... aku mau mandi dan siap-siap untuk ke mushola , aku akan berusaha serajin mungkin agar aku bisa seperti kakek.

Sang Ibu kemudian merapihkan barang bawaannya ketempat biasanya, kemudian ia bergegas mandi serta bersiap-siap kembali melakukan sholat maghrib. Setelah ia selesai sholat ia kemudian mengadahkan mukanya ke atap sambil berkata di dalam hati. Wahai Sang Penguasa Segala Makhluk, Engkau adalah Dzat Yang Memberikan Segala Nikmat Atas Setiap Langkah Ku, Engkau Adalah Dzat Yang Mendatangkan Suatu Nikmat Pada Setia Langkah Ku, Engkau Adalah Yang Selalu Memberikan Kegembiraan Terhadap Mahkluk Mu , Gusti... Aku Selalu Percaya Atas Kehendak Mu, Aku Selalu Yakin Atas Takdir Mu, Aku Selalu Yakin Atas Kebesaran Mu, Aku Selalu Yakin Atas Pemberian Mu, Mudahkanlah Dari Setiap Langkah Ku Dalam Mengais Keberkahan Rizqi Mu .Anak Ku Si Sulung Akan Makan Apa...Sedangkan Aku Belum Mendapatkan Hasil Dari Ikhtiar Ku Dikala Pagi Menyapa Hingga Sore Menjemput.

Ia menangis dengan penuh rasa yang sangat amat berharap atas ikhtiarnya dalam kesehariannya,matanya sembab dan layup pada plupuknya,sirat kecantikannya terserap oleh butiran air mata yang selalu menetes, ia terus menangis sampai tersedu-sedu,ia merasa bingung karena akan ke adaaan sulung yang pasti sangat lapar setelah pulang dari ngajinya. pasti ia akan menanyakan akan makan dengan menu apa.

dari munajatnya sampai ia tak terasa dan larut dalam do'anya menunjukan pukul 20.15 WIB . ia tak sadar akan keadaan waktu yang semakin malam,kemudian ia terhentak kaget atas kekhusuannya. Ternyata Si Sulung sudah datang, dengan raut wajah yang sangat gembira. dalam benaknya ia bertanya-tanya atas apa yang di alami oleh anaknya, Sang Ibu Terdiam.

Sang Sulung ; Buuu .... Ibuuuu
Sang Ibu ; Kenapa Nak, ko kamu manggil-manggil terus.
Sang Anak ; Ibuu Sudah Makan Belum.

brrrrrrrraaaaaaaaaaaakkkkkkkk dalam batinya seolah-olah ada yang memukul dengan sangat keras, ia kemudian terdiam penuh dengan seribu bahasa dipendamnya dalam hati kalo ia seharian penuh perutnya belum terisi makanan apapun juga, hanya air putih yang selalu membuat nya selalu kenyang dalam seharian ia berkeliling desa dalam berjualan.

Sang Sulung ;' Lhoooo Ibu Ko Malah Nangis '. Tegurnya
Sang Ibu ; Eeeehhh Tidak Nak, Ibu Tidak Apa-apa.
Sang Anak ; Ibuu Aku Lapar Nih, Tadi Sewaktu Aku Ngaji, Aku Ikut Acara Tasyakuran Sama Pak Ustad, Ini Aku Bawa Bingkisan Dua. Pak Ustad Ngasihnya Lebih Untuk Ku. Aku Sudah Tidak Sabar Nih Buuuu Sangat Lapar, Perutku Sudah Berbunyi Ingin Memakan Makanannya.

Sang Ibu ; Berkata Dalam Pikiran Serta Hatinya, Al-hamdulillah Gusti Agung,Enkau Telah Mengabulkan Serta Mendatangkan Keberkahan Dalam Deraian Aku Memohon,Engkau Adalah Sebaik-baiknya Dzat Dalam Memberikan Kenikmatan Tiada Tara, Enkau Slalu Menunjukan Sifat Kasih Sayang Mu, Enkau Menerima Atas Setiap Kebutuhan Ku. Lalu sambil meratapi 2 bingkisan tersebut, begitu ia membukannya ... masya allah, ternyata isinya sangat banyak bahkan cukup untuk esok hari..!!!
lalu sambil menikmati makanan dari sang anak, kemudian sang ibu menasehati sang sulung, Ger,anak ku... maafkan ibu yang belum mampu memberikan kelayakan terhadap mu, ibu selalu mendo'akan mu dalam setiap waktu,ibu selalu meminta tehadap Dzat yang Maha Agung,Ang'ger Anak Ku...kamu harus mengetahui arti dari hidup kita untuk apa dan harus bagaimana. Ang'ger , Setelah Ayah mu pergi meninggalkan mu dengan tanpa sebab, janganlah engkau merasa terkucilkan atas lingkungan mu, teruslah kau belajar dari lingkungan mu serta belajarlah dari kebenaran orang lain dan kesalahan mu. Ang'ger kau belajarlah dari keseharian mu atas apa yang telah engkau lakukan, renungkanlah atas apa yang kau perbuat.

Sang Sulung ; Iya , Ibu...!! "Akan Aku Ingat Nasehat Ibu".

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sebongkah Harapan ( Cerita Bersambung - Episode 1 )"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel